Map of Bones

peta-tulang-belulang.jpgNovel ber-genre thriller ini memiliki gaya bahasa pendek, cepat  dan ringkas. Ketika membaca novel ini, imajinasi saya melayang membayangkan adegan laga bak film 007 James Bond yang dibintangi Sean Conary atau film Tom Raider yang dibintangi Angelina Joly.

Map of Bone karya James Rollins adalah novel best seller di AS yang di Indonesia diberi sub judul ”Peta Tulang Belulang.” Kisah novel ini memang tidak jauh-jauh dengan urusan perburuan harta karun tulang belulang. Bukan tulang manusia sembarangan, tapi tulang belulang ”Magi.” ”Magi” adalah sebutan untuk tiga orang suci yang datang dan membawa persembahan saat Yesus putra Maryam dikabarkan lahir di Betlehem, dengan cara mengikuti sang bintang timur.  

Adegan dibuka dengan flash back ratusan tahun yang lalu ketika prosesi pemindahan ketiga tulang belulang para ”Magi” dicegat ditengah jalan dan terjadilah pertumpahan darah. Kejadian pertumpahan darah kembali terjadi pada masa kini ketika terjadi pembunuhan sadis di Gereja Koln, Jerman. Ini mengawali kisah perseturuan antara kelompok Dragon Court dengan agen rahasia Sigma. Perseteruan mereka menjadi tegang dan berbelit-belit ketika pihak Vatikan juga menggunakan agen rahasia Guild. Dari ketiga kelompok itu, lahirlah jalinan perseteruan antara Roul – Dragon Court, Komandan Gray Pierce – Sigma, dan Seichan – Guild. Perseteruan di antara mereka membawa mereka harus kejar-kejaran dengan waktu dan saling mendahului demi menguak tabir teka-teki kekuasaan dunia masa depan, dan membawa mereka pergi dari Alexandria, Babylon, Olympia, Ephesus, Giza, Roma, hingga Perancis.

Perseteruan antara Dragon Court, yang mewakili kelompok Eropa dengan Sigma yang terdiri dari orang-orang Amerika, seolah membenarkan dugaan saya selama ini bahwa mereka saling mengejek dan mencemooh. Orang Eropa selalu digambarkan kaku, sok borjuis, aristokrat. Sebaliknya orang Amerika selalu digambarkan jagoan, pembebas kebathilan di muka bumi, bebas merdeka.

Saya agak kurang bisa mengikuti percakapan ilmiah tingkat tinggi dan konflik internal agama Katholik diantara mereka, ketika mereka harus memecahkan teka-teki harta karun. Minimal untuk memahaminya perlu ada sedikit referensi tentang ilmu fisika, biologi, atau kima, serta pemahaman tentang adanya perseteruan gereja antara pengikut Injil Yohanes dan Injil Thomas.

Ada kejutan di bab terakhir, di mana tokoh yang selama ini membenci kelompok Dragon Court, justru diincar untuk menjadi ibu dan melahirkan ras pilihan keturunan kaisar dan raja-raja bangsa Eropa. Dari sana Dragon Court ingin membangun tata dunia baru melalui ras terpilih di dunia. Kisah ini ini juga menyelipkan adegan roman antara Komandan Gray  Pierce dan Rachel, khas cerita produk Hollywood. Sekali lagi, khas Hollywood, pada akhirnya kelompok bangsa Amerika memenangkan pertempuran ini. God bless America!

Saya sarankan anda juga membaca secara cepat. Jangan berlama-lama dengan kata-kata yang dirangkai James Rollins ini.

(Resensi ditulis oleh Hartono)

2 Responses to “Map of Bones”


  1. 1 dirman bitch Monday, November 10, 2008 at 1:10 pm

    buku yang cukup menarik!!!!namun sayangnya banyak cerita-cerita yang dipotong-potong jadinya kurang enak bacanya!!! So,klo gw bleh kasih saran jangan bikin buku yang dipotong-potong kaya gitu lagi dh!!!


Leave a comment




Data pengunjung

  • 364,853 Kunjungan

Resensi yang lain

Index

my pictures at flickr

Goodreads