Sang Pemimpi

Sang PemimpiSejak bertemu langsung dengan Andrea Hirata pada acara diskusi buku “Mengarungi Mimpi Bersama Laskar Pelangi,” di Toko Buku Gramedia Matraman, kesan saya tentang penulis tetralogi “Laskar Pelangi” itu adalah sosok yang amat sangat sederhana, pendiam, santun, dan cenderung introvert. Tapi justru dengan “kekurangannya’ itu dia punya kesempatan yang amat besar untuk peka pada setiap desir angin, gemericik air, rima kata, atau jiwa bahasa.  

Ketika namanya semakin melambung akhir-akhir ini, saya justru semakin khawatir, kalau-kalau Andrea Hirata tak kuasa terseret popularitas bak selebriti, dan hanyut oleh arus besar yang bernama ”pasar.” Saya takut, seniman kata-kata itu tak lagi bisa melahirkan gurindam mimpi anak-anak Balitong. Saya hanya bisa berharap, Andrea Hirata tetap bermimpi dan percaya bahwa Tuhan masih setia memeluk mimpi-mimpinya yang lain.

Melalui ”Sang Pemimpi,” buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata kembali mengangkat tema putihnya nilai persahabatan sebagai anugerah terindah dalam hidup, dan tentu saja adalah mimpi anak-anak asuhan alam yang merindukan kebebasan dari himpitan hidup yang semakin berat di pulau Belitong: Ikal – Arai – Jimbron.

Arai adalah sosok seniman kehidupan yang pandai membuat momen-momen terindah buat dipersembahkan bagi kehidupan yang agung ini. Lihatlah ketika dengan cerdas, ia nekat memecah celengan, melesat menerobos pasar dengan sepeda untuk membeli sekarung gandum buat dipersembahkan kepada Maryamah (saya menduga tokoh inilah yang akan diangkat pada buku terakhir yang diberi judul: Maryamah Karpov), agar segera terbebas dari kekurangan beras buat keperluan sehari-hari. Atau ketika Arai melihat Jimbron yang menderita gejala obsesif-impulsif pada seekor kuda, dengan segala kenekatannya Arai berhasil mempersembahkan kuda putih Pangeran Raja Brana ke hadapan Jimbron yang gila kuda.  Sebaliknya Jimbron yang gagap dan selalu dapat nomor urut ranking diatas angka 100, justru mempersembahkan 2 celengan kuda sumbawa dan kuda sandel untuk kedua sahabatnya yang masih punya banyak kesempatan buat menimba ilmu di pulau Jawa. ”Kalian lebih pintar, lebih punya kesempatan untuk sekolah lagi, kalian berangkat saja ke Jawa. Pakailah uang itu, kejarlah cita-cita……..”   Berkat Jimbron, Arai dan Ikal berhasil mewujudkan mimpi untuk berdiri di altar suci Universitas Sorbonne Perancis, keliling Eropa hingga Afrika.

Masih adakah nilai-nilai persahabatan tulus suci pada jaman kalabendu ini?  Sahabat bisa berarti sesama umat manusia, tidak harus berasal dari satu kampung. Kini nilai-nilai persahabatan universal sudah mulai luntur. Yang kian marak adalah persekongkolan kelompok buat menumpuk harta dan kuasa, yang tidak dilandasi hati bersih. Karena yang ada tinggal nafsu hitam kelam dari sifat manusia yang paling purba.

(Resensi ditulis oleh Hartono)

13 Responses to “Sang Pemimpi”


  1. 1 Ithoy Monday, January 14, 2008 at 9:31 am

    Saya baru tadi malam kelar baca Sang Pemimpi. Lucu banget. Nakal, konyol. Belum lagi deskripsi-deskripsi jijaynya kalo dibayangin bener2 bikin geli. Misal saat Ikal nyoba menarik perhatian adik kelas dengan melumuri rambutnya pake ‘Tancho’, dan bikin jambul ditarik setelah dilicinkan ke belakang. Aiiiiih.

    Baca Sang Pemimpi memang ga sampai berurai air mata seperti ketika baca laskar pelangi [kesannya… 🙂 ] tapi saya berkaca-kaca juga di beberapa bagian. Salah satunya yang di bagian Ibu Maryamah. Sepertinya memang keluarga Maryamah ini yang akan diangkat di novel Andrea berikutnya…dengan tokoh sentral anak perempuan Ibu Maryamah (Namanya Nurma kalo ga salah. Dia memainkan lagu Juwita Malam dengan biola tua kesayangannya sebagai ungkapan terimakasih pada Arai dan Ikal yang telah memberikan modal usaha kue basah untuk ibunya)

    But I wonder, seorang se-luar biasa iseng seperti Arai yang tinggal serumah dengan Ikal kok ga sekalipun gabung dan mengusili Laskar Pelangi yak?

  2. 2 Hartono Monday, January 21, 2008 at 1:32 pm

    Tokoh Arai memang kontroversial. Mengapa dia tidak muncul saat Laskar Pelangi sedang “jaya-jayanya”? Saya menduga tokoh Arai sebenarnya adalah bagian dari spirit Ikal yang lain. Semacam “angel” yang selalu mendampingi kemana-mana.

  3. 3 luisa Wednesday, April 23, 2008 at 3:29 pm

    kalau yang saya dengar dari hasil diskusi dg penulisnya(untuk yang 172 kalinya) andrea bilang “tolong ya jgn tanya lagi tentang arai, aling, biang keladi semua ini adalah arai, dan itu semua akan saya jelaskan pada buku keempat saya”
    jadi, siapakah sosok arai sebenarnya? kita tunggu saja
    hehe

  4. 4 qwen Thursday, September 11, 2008 at 1:45 pm

    saya menangis di banyak bagian trilogi laskar pelangi, paling sering saya menangis saat ikal bercerita tentang sang ayahanda..sungguh salut …saya berurai air mata membacanya..dan merasa sangat bersalah dengan ayah saya sendiri..luv you Papa…

  5. 5 nabilla Tuesday, September 23, 2008 at 2:57 pm

    Sang Pemimpi emank TOp Abiez..
    Sbelum baca LAskar Pelangi,sebelumnya saya baca sang pemimpi dulu..
    stelah membaca Sang Pemimpi,saya semakin tertatik untuk baca Laskar Pelangi…
    Salut buat Andrea Hirata…
    Dia emank Top Abiez….

  6. 6 nabilla Tuesday, September 23, 2008 at 2:59 pm

    Sang Pemimpi PAling bagus…
    Ceritanya yang menggugah Smangat dan MenYadarkan setiap orang bahwa kwbahagiaan ini memang milik kita semua..
    dan berawal dari mimpi,kita dapat menikmati keindahan dunia…

  7. 7 tedi Monday, October 6, 2008 at 2:11 pm

    Dimana Arai skarang??
    seperti apa rupa sang pemimpi???

  8. 8 widiyanto Friday, October 17, 2008 at 7:46 am

    wah saya malah mbelum mbaca…

  9. 9 Alien Saturday, October 18, 2008 at 1:49 pm

    Sang Pemimpi OC bnget, ceritanya lucu dan mengharukan apalagi pas bagian Arai nyanyi di depanya si Zakiah Nurmala kembang Sekolah SMA bukan main, walaupun ditolak Arai tetap berusaha mendapatkannya…. melihat Arai jadi teringat kisah sendiri…hehe

    Semangatlah karena itu adalah modal terbesar dalam kehidupan…..

    Teruslah Bermimpi……

  10. 10 naviz Wednesday, November 5, 2008 at 12:02 pm

    Dari tiga novelnya, gue paling suka dengan sang pemimpi … Ceritanya komplit, konyolnya buanyak, sedihnya apalagi. Pas lagi baca, gue bisa tertawa sendiri dan lima menit kemudian berurai air mata. Dahsyat. Cerita yang paling menguras air mata gue adalah saat Ikal menjadi seorang yang pesimis, sehingga nilai sekolahnya anjlok dan mendepaknya dari garda depan. waktu ayahnya datang ke sekolah tanpa ada raut kecewa sedikit pun … Aduhhh sediiih banget. Gue jadi ingat orang tua gue. Mungkin perasaan bangga setiap orang akan sama bila mendapati anaknya berprestasi bagus. Apalagi kata-kata Pak Mustar (gurunya ikal) menohok banget deh … “Anak sepertimu patut sekandang dengan malin kundang … ” (kira-kira gitu deh kata2nya)… Daleeeeeeeeeem. dan ketika Ikal mengejar sepeda ayahnya. Menggantikan sang ayah memboncengkan …. Duh sedih. Yang pasti salut deh

  11. 11 cika Monday, December 15, 2008 at 9:09 am

    pengen yau wajah arai,jimbron ma anak2 laskar pelangi lain ne…….!!!!!!!

  12. 12 uch_yIe Friday, December 19, 2008 at 4:40 pm

    hUwA…..!!!!
    qU LgI dEmAm aRai nEh…???!!!!
    gIlA bAnGet….,..
    uDa kYa jAtUh cInta AjA….
    kLO dLm bUku kE4 tEkA-tEkI tTg aRaI bISa kEjawaB Smw c…q wAjiB bACA!!

  13. 13 Yulian 680 Wednesday, November 4, 2009 at 2:15 am

    baca sang pemimpi jadi teringat masa2 jaya dulu di MTs 🙂


Leave a comment




Data pengunjung

  • 364,826 Kunjungan

Resensi yang lain

Index

my pictures at flickr

Goodreads