Sapiens

sapiens2“Sangkan paraning dumadi”. Filosofi kejawen itu sudah lama merenungkan tentang asal muasal manusia: dari mana-mau kemana. Orang Jawa mencari jawab atas asal muasal manusia dengan cara merenung, bermeditasi, dan jawaban yang diberikan bersifat spiritual.

Yuval Noah Harari, sejarahwan asal Yahudi lulusan Harvard yang kini menjadi dosen di Universitas Ibrani Yerusalem, membongkar rasa penasarannya tentang asal muasal manusia dengan menulis buku kontroversial berjudul “Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia” (KPG: 2018, terjemahan). Harari membedah asal muasal umat manusia dengan kilas balik 70.000 tahun yang lalu, dan sekaligus meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan.

Homo Sapiens adalah adalah sekelompok manusia yang berhasil survive hingga saat ini, mengalahkan para pendahulunya homo erectus, homo ergaster, neadertal, homo soloensis, home floresensis, maupun homo devinocus.

Buku “Sapiens” terbagi ke dalam empat bab besar: Revolusi kognitif, Revolusi pertanian, Pemersatu umat manusia, dan Revolusi sains. Yang sedikit kurang konsisten adalah pada penjudulan bab Pemersatu umat manusia. Bab Pemersatu umat manusia sebenarnya bisa masuk sebagai sub bab revolusi kognitif.  Seharusnya pembagian bab pada buku ini cukup tiga saja: Revolusi kognitif, Revolusi pertanian, dan Revolusi sains.

Anayway, terserah saja sama Mas Harari mau membagi bab-bab buku ini sepeerti apa, itu semua terserah pada imajinasi di kepalanya sendiri.

Inilah hipotesa Harari soal homo sapiens.

Homo sapiens secara struktur biologi satu spesies dengan simpanse. Sejak manusia mengalami revolusi kognitif, homo sapiens meninggalkan saudaranya. Sejak saat itu manusia melompat dari anak tangga mata rantai makanan, melompati binatang buas macam harimau atau singa.

Kemampuan kognitif itulah, menurut Harari, yang membuat manusia mampu survive hingga saat ini. Ada dua mahakarya revolusi kognitif, yaitu kemampuan bergosip dan mendirikan perusahaan terbatas! Inilah kemampuan mengembangkan imajinasi alias fiksi.

Simpanse, atau binatang lain memiliki bahasa yang dimengerti oleh kelompok mereka. Misalnya: di sana ada pisang, atau di sana ada singa. Mereka mengatakannya dengan bahasa isyarat, menyatakan fakta tentang keberadaan pisang atau singa.

Homo sapiens berbeda. Gosip tidak lagi mengatakan fakta, tapi sudah masuk wilayah imajinasi, yaitu fiksi. Maka dalam kelompok-kelompok manusia muncul gosip, membicarakan si anu selingkuh dengan anu, barusan melihat si anu mencuri pisang tetangga, dll. Dengan bergosip, fakta sudah diubah menjadi fiksi. Dan fiksi itu kemudian diyakini sebagai kebenaran.

Tesisi Harari inilah yang membuat pembaca bisa goyah iman ketika Harari menyinggung soal agama, sebagai salah satu mahakarya manusia yang dia sebut sebagai fiksi. Saya malah jadi ingat beberapa waktu lalu Rocky Gerung pernah bikin heboh di TV gara-gara pernah mengatakan agama itu fiksi! (Jangan-jangan dia juga barusan baca bukunya Harari ini).

Gosip inilah yang membuat homo sapiens survive, menyatu dalam kelompok yang lebih besar, tergantung kepada jenis fiksiyang dikembangkan dan dipercaya oleh sebagian umat.

Secara naluri, manusia hanya bisa berteman dengan 150 orang. Ini adalah magic number tentang tali pertemanan manusia. Hitunglah jumlah teman Anda di media social (Facebook, Instagram, atau Twitter). Pasti tak lebih dari 150 orang. Selebihnya adalah teman dunia maya yang tak punya pertalian erat. Nah, angka 150 itu akan terlampaui melalui alat pemersatu manusia yang digerakkan oleh fiksi. Dalam bab-bab berikutnya Harari membahas alat pemersatu manusia dengan 3 jenis: uang, imperium, dan agama!

Karya fiksi manusia paling fenomenal yang lain adalah perusahaan terbatas (PT).  Perusahaan atau corporate (diambil dari bahasa latin, corpus, yaitu badan), adalah buah imajinasi luar biasa manusia. Semenjak sebuah PT dibentuk, dalam selembar surat pendirian perseroan, yang diurus oleh seorang pengacara, maka sejak saat itu nama perusahaan itu akan terus hidup dan tak bisa mati, kecuali dinyatakan bangkrut. Uniknya, PT yang didirikan manusia ketika menghadapi persoalan hukum yang didakwa bukan orangnya, tapi badan hukumnya!

“Menuturkan kisah yang efektif tidaklah mudah. Kesulitannya bukan dalam menurutkan  kisah itu sendiri. Melainkan meyakinakn semua orang lain untuk mempercayainya. Itulah kekuatan fiksi yang menyatukan manusia.” Masih menurut Harari.

Bab selanjutnya membahas soal revolusi pertanian. Revolusi pertanian adalah penipuan terbesar yang diderita umat manusia dari yang semula sebagai pemburu-pengumpul kemudian terdomestikasi kepada pertanian. Sejak manusia mulai menanam gandum manusia terdomestikasi oleh gandum, bukan sebaliknya, gandum didomestikasi manusia.

Sejak menetap dan menanam gandum, manusia semakin menderita.Padahal semula hidupnya bebas, mengembara ke seantero alam raya. Kini menetap, mengolah ladang, mencari air untuk menyirami tanaman, menyaingi rumput atau gulma. Dan semenjak menetap, manusia beranak pinak. Hidupnya kian hari kian berat, karena manusia bertambah banyak.

Manusia kemudian bergulat dengan dialektikanya sendiri, muncul strata sosial yang berbeda karena kekayaan, ras, kasta, jenis kelamin. Di sini, Harari membahas tentang ketidaksetujuannya pada perbedaan yang didasarkan pada SARA. Harari juga tidak menyetujui soal kebencian manusia pada homoseksual! Tesisnya, sekali lagi itu adalah buah fiksi manusia, secara biologis homoseksual itu ada dan mereka suka-sama suka. Kekuatan fiksilah yang membuat manusia melahirkan etika, moral dan tetek bengek lainnya yang mengatakan bahwa homoseksual itu dosa. (Khusus soal homoseksual, saya masih tidak mendukung gagasan Harari).

Pada Bab pemersatu umat manusia, secara komprehensif Harari mengupas lalu lintas peradaban dunia yang membuat manusia terkonesksi satu sama lain secara massif. Harari juga menegaskan bahwa di dunia ini tidak ada seuatu yang otentik alias asli. Siapa sangka bahwa masakan kari India aslinya dari Mexico. Apakah Anda juga masih percaya bahwa spaggetti adalah asli Italia, seyakin Anda tentang coklat yang berasal dari Swiss? Tahukah Anda bahwa ternyata suku Indian bukan penunggan kuda, karena kuda-kuda itu baru hadir di belantara Amerika ketika bangsa Eropa menginvasi Amerika.

Alat pemersatu umat manusia paling fenomenal adalah uang, imperium, dan agama. Manusia yang tidak saling kenal, ketika menerima alat pembayaran uang dollar misalnya, langsung saja percaya bahwa dengan selembar kertas itu bisa digunakan di mana saja. Bahkan Osama Bin Laden yang getol memerangi kapitalisme Amerika akan senang menerima uang dollar untuk pembelian senjata!

Imperium adalah alat pemersatu yang sekaligus meruntuhkan sendi-sendi kemanusiaan. Bayangkan, apa yang terjadi pada suku Indian di Amerika atau suku aborigin di Australia dan Tasmania sebelum bangsa kulit putih mengginjakkan kaki mereka atas nama slogan: gold-glory-gospel?

Agama monoteis, Kristen dan Islam, adalah alat pemersatu umat manusia. Sifat penyebarnnya yang ekspansionis, seperti kelompok misionaris Kristen dan model dakhwah Islam yang menyebar ke mana-mana. Berbeda dengan metode agama Budah dan Hindu yang tidak ekspansionis.

Sekali lagi, bagi Harari, agama tak lebih sebagai alat pemersatu manusia, bukan jalan menuju surga (Surga itu fiksi atau fakta?)

Selanjutnya Harari membahas tentang revolusi sains, yang menurutnyta ditandai pada pukul 05:29:49 pada 16 Juli 1945 dengan dijatuhkannya bom atom di Alamgorodo, New Mexico, dan perjalanan manusia ke bulan. Selanjutnya, secara meyakinkan, Harari memberikan banyak contoh tentang perkembangan sains dan tekhnologi.

Bagian terakhir pada bab ini, Harari tampak religius dengan mengajukan pertanyaan mendasar: apakah manusia semakin bahagia setelah pencapaian yang luar biasa sejak 70.000 tahun yang lalu?

Mmasih pada bagain terakhir bukunya, Harari seperti sedang memberikan pengantar  pada buku seri keduanya, “Homo Deus”, yang menyatakan bahwa di masa depan manusia akan berubah secara evolusi dari binatang mejadi tuhan.

Penemuan manusia pada bidang sains telah menggantikan proses seleksi alam, digantikan di dalam ruang laboratorium melalui cara: rekayaa biologis, rekayasa siborg (separuh robot), dan rekayaa anorganik (sepenuhnya robot). Inilah awal tamatnya Homo sapiens dan digantikan makhluk lain ciptaannya sendiri!

Review buku oleh Hartono Rakiman, pendiri dan pengasuh Rumah Baca

 

Leave a comment




Data pengunjung

  • 365,020 Kunjungan

Resensi yang lain

Index

my pictures at flickr

Goodreads