Rumah Baca – Citizen Journalism

Bertempat di Rumah Baca, Kampung Parung, Bojongkulur, Gunung Putri Bogor, pada sebuah pagi tgl 18 Desember 2011, diselenggarakan workshop “Citizen Journalism.”  Workshop ini dipandu oleh seorang wartawan Jurnal Nasional, Wahyu Utomo. Peserta yang “hanya” berjumlah 15 orang, cukup serius menyimak dan mendiskusikan segala persoalan Jurnalisme warga yang akhir-akhir ini sedang marak dilakukan oleh berbagai komunitas. Dan jumlah segitu sudah cukup untuk terus bergerak, bertindak, berdiskusi. Itulah komitmen mereka. Latar belakang peserta cukup beragam: aktivis LSM, pekerja di penerbitan, perparkiran, mahasiswa, hingga anak-anak SMP.

Topik yang dibahas pagi itu adalah tentang teknis reportase. Menurut  Wahyu Utomo, teknik reportase itu terdiri dari 3 hal penting: riset, observasi, dan wawancara. Nah, ketika seseorang akan mulai menuliskan hasil repotase itu, maka perlu diperhatikan unsur-unsur yang terkandung dalam teknik penulisan: 5W + 1H, cover both sides, dan fairness, selain kode etik tentunya.

Selain dibahas teknik reportase, dibahas juga hal-hal di luar hal itu, terutama menyangkut pembicaraan soal kode etik jurnalistik, perilaku dunia pers sekarang ini dalam menanggapi berbagai persoalan.

Sebagai bentuk latihan untuk jurnalisme warga, maka ada banyak cara yang bisa dilakukan. Bisa dimulai dengan mengamati sebuah kerumunan: pasar, terminal, stasiun kereta, pasar malam, kejadian kecelakaan, dsb. Amati suatu peristiwa, selama kurang lebih 30 menit, fokus pada satu hal. Kegiatan itu sudah bisa diakatakan sebagai riset singkat, observasi, dan bisa ditambah dengan bertanya pada orang-orang yang ada di sana. Kemudian, buatlah catatan reportase dari sana. Untuk menyempurnakan tulisan, bisa minta bantuan orang lain untuk mengkritisi tulisan yang telah dibuat. Jadi deh.

Acara ini ditutup dengan sesi bagi-bagi buku persembahan dari Serambi, dan acara barbeque di belakang rumah.