zusan.jpgLihat rumah baca berkali-kali bikin gemes juga. Tangan sudah gatal ingin menulis—tapi apa daya maksud tak pernah sampai.  Baru kali ini saya menyempatkan diri untuk “go public” di rumah ini.

Maka tak salah sekaligus meliris buah tulisan resensi atas Kyaiku tersayang, Cak Nun. Saya coba menampilkan diri dalam komunitas ini.  

Namaku Zusan Zeulvia, tapi aku lebih suka sebenarnya dipanggil Uchan. Awalnya aku tidak suka dengan nama itu, terlalu kelondo-londoan dan kesannya terlalu celebritis untuk anak-anak yang terlahir di tahun-tahun era 60-70an. Entah mengapa ayahku sang ABRI yang gualak!! Memberikan wewenang pada sahabatnya seseorang dari negerinya Karpov untuk memberi nama itu kepadaku. Entah mengapa papa Karpov ku itu memberi namaku demikian, yang artinya dalam bahasa Rusia adalah bunga bakung liar. Wuih…bunga bakung..its so inspiringbut liar..ehem…serem juga… but maybe its oke...sometimes I got a lot of wild thought also…(hehee). Anyway, ku juga tak pernah habis pikir kenapa ortuku berani-beraninya menerima usulan beliau dan memasangnya “plek” begitu saja untuk jadi identitas anaknya yang tercantik ini. (Bukannya narsis, tapi aku memang anak tercantik—karena tak punya sodara saingan alias the only child)

Sangking protesnya aku terhadap namaku, waktu kecil aku tak bersedia dipanggil Zusan. Bapakku yang super galak, sempet keder juga. Alhasil dari mulai bisa protes sampe SMA…tak ada yang berani panggilku Zusan. Semua panggil Nona—komprehensif sampe di sekolah juga semua panggil Nona. Ada orang kampung yang salah eja manggilku Mona..but its oke… asal jangan Zusan. Hehehe…

Tetapi ternyata namaku memiliki kelebihan juga, setiap pemeriksaan tugas atau PR dari sekolah aku kebagian paling belakang. So masih sempet untuk bikin di kelas. Maklum…rada-rada kacau juga waktu sekolah dulu. Itu aja satu keuntungan namaku—jaman dahulu kala…..Rupanya aku rindu punya nama sedikit “katrok” , obsesi masa kecil!!

Sekarang, aku lebih menerima nama pemberian papa Karpovku. Karena, aku berpikir waktu tidak akan pernah berputar kembali ke masa lalu. Dan namaku pastinya tidak akan pernah berubah seberapapun aku menyesali diri. Bagian terpenting dari diriku saat ini adalah, bagaimana aku bisa bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana menabur mimpi menjadi sebuah realitas.

Mimpi adalah sebagian dari diriku, mimpi menjadikan aku hidup dan mimpi kadang bikin semaput juga…hehe…Tapi satu prinsip yang sampai saat ini kupegang hanyalah Never..never give up..follows ur dreams tranforms ur life…..Untuk itulah buku dan tulisan adalah salah satu wadahnya. Guna mentransforms diri menjadi lebih baik, guna mentransform diri mengejar mimpi…

2 Responses to “Zusan Zeulvia”


  1. 1 Fauzi Wednesday, May 5, 2010 at 7:22 pm

    wah Bu, aku jg suka sekali membaca buku2 resensinya menarik2 dan bagus2 sekali bu

  2. 2 kembangara Wednesday, August 17, 2016 at 12:03 am

    Wah jadi begitu asal usulnya…. Hehe


Leave a comment




Data pengunjung

  • 365,020 Kunjungan

Resensi yang lain

Index

my pictures at flickr

Goodreads