Pada tulisan sebelumnya saya menemukan sebuah fenomena unik dari sebuah buku best seller, yaitu pada dominasi warna putih sebagai ruang negatif. Sebuah ruang yang memberi nafas lega buat mata dan perasaan siapapun yang melihatnya.

Kali ini saya menemukan fenomena lain dari sebuah cover buku. Perhatian empat contoh cover berikut ini:

Cover ini menampilkan ilustrasi sosok manusia yang menghadap ke belakang. Kesan yang muncul seketetika demi melihat cover jenis ini adalah kesan misterius. Seolah kita disuruh untuk menebak-nebak siapa tokoh yang sedang membelakangi kita itu. Apa kira-kira yang dipikirkannya, hendak kemana dia, dll.

Cover ini lumayan berhasil menohon rasa penasaran kita. Bagaimana kesan Anda setelah melihat empat contoh ilustrasi cover jenis ini?

Mari berdiskusi soal cover ini.

Salam,

Hartono – Pengasuh Rumah Baca

6 Responses to “Cover buku (2)”


  1. 1 Shine Thursday, August 19, 2010 at 9:09 am

    yupz,,,betul sekali…
    cover tersebut memiliki daya imajinasi tersendiri.

    contoh cover buku Hafalan Sholat Delisa karya Tere Liye, yg best seller, yaitu seorang anak memakai kruk yg dipapah oleh Ayahnya, membelakangi kita…

    akan sangat mungkin terjadi pikiran2 menduga-duga sebelum kita membaca buku itu sesungguhnya…

    tapi apakah benar2 penting ya pak, arti sebuah cover???
    bukankah don’t judge a book with the cover?hehe…

  2. 2 Hartono Thursday, August 19, 2010 at 10:54 am

    Cover buku menjadi penting, ketika buku disampul plastik dan kita tak boleh merobeknya sebelum membayar harga buku tersebut. Kalaupun boleh membaca paling di back cover, tambah menambah penasaran!
    Saat ini toko buku besar sudah mulai menerapkan metode baru dengan menyediakan buku contoh untuk dibuka-buka isinya sebelum seseorang membeli dan membacanya di rumah.
    Logika pembeli buku selalu begini:
    – lihat cover (prinsip AIDA dl marketing)
    – siapa penulisnya (terkenal/tidak)
    – judul (kontroversial/ tidak)
    – harga

    Seringkali saya memutuskan membeli buku karena covernya.

  3. 3 ysn Thursday, August 19, 2010 at 10:58 am

    Bagi saya, cover seperti ini selain berkesan artistik sehingga menarik minat saya untuk melihat dan akhirnya membeli. Cover dengan manusia membelakangi bersifat sangat moderat dan humanis. Moderat karena pembaca dari awal tidak terpengaruh, minimal terpicu, pada personifikasi dari wajah seseorang yang tersaji gaya realistik (meskipun wajah orang tsb hasil imajinasi saja). Humanis karena kesederhanaan dan keindahan abstrak.
    begitu kira kira…..

    quote hari ini: “karena membaca, saya kenal kamu”

    thanks for sharing

  4. 5 teguh sumiyarsa Thursday, August 19, 2010 at 11:21 am

    Cover tersebut bisa menggambarkan :
    Siapa tho sebenarnya tokoh ini? sehingga membuat calon pembaca tertarik isi novel tersebut yang akhirnya asyik masyukkk untuk menyelesaikan membacanya,

    Sebagai penyibak misteri buku ybs,sehingga buku perlu dibaca sampai habis ( dalam arti demikian juga sequelnya ) seperti contoh film Salt yang dibintangi angelina Jolie, dimana pada akhir film dia terjun dibebaskan oleh agen FBI AS dan lari dalam hutan….untuk dibuat sequel berikutnya ( demikian buku dengan kulit muka tsb diatas,kemungkinan pada jilid selanjutnya kulit muka akan tetap sama..kecuali sequelnya telah berakhir.

    Kalau di India, kulit muka buku ini sebagai kampanye untuk keselamatan diri, karena disana dianjurkan bagi orang2 desa menempelkan topeng kepala manusia dibelakang kepalanya, sehingga aman dari terkaman hariamau, karena taunya harimau yang dibelakang manusia tersebut takut menerkam karena sebenarnya dipelototi oleh topeng tersebut.

    Sooo…kulit muka buku tersebut kalau untuk masyarakat di india khususnya yang berada di pinggiran hutan adalah sebagai media kampanye keselamatan dari terkaman harimau yang tidak perlu ditiru ..karena membelakangi tanpa topeng kepala manusia….he..he yang ini joke aja mas. selamat berdiskusi.


Leave a comment




Data pengunjung

  • 365,024 Kunjungan

Resensi yang lain

Index

my pictures at flickr

Goodreads